Kondisi Pandemi, MAN Blora Gelar Masa Taaruf Siswa Madrasah (MATSAMA) 2020/2021 Secara Daring

Situasi berbeda terlihat di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Blora pada awal tahun pelajaran baru 2020/2021. Kondisi ramai yang terjadi pada Masa Taaruf Siswa Madrasah (MATSAMA) tahun-tahun sebelumnya berubah mendadak sepi. Hal tersebut terjadi dikarenakan pandemi Covid-19 masih terus terjadi di Indonesia termasuk Kabupaten Blora yang mengakibatkan semua kegiatan yang bersifat mengumpulkan masa tidak diperkenankan. oleh karena itu kegiatan MATSAMA MAN Blora tahun pelajaran 2020/2021 dilaksanakan secara daring atau online.MATSAMA MAN Blora tahun ini dilaksanakan selama 7 yaitu mulai senin 13 juli hingga sabtu 18 juli 2020 secara daring melalui kanal Youtube Official MAN Blora. Beberapa materi yang disampaikan antara lain (1) Sejarah MAN Blora, (2) Pengenalan Guru dan Tenaga Kependidikan MAN Blora, (3) Kurikulum dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), (4) Kegiatan Kesiswaan, (5) Prestasi dan Alumni MAN Blora, (6) Keterampilan dan Kreativitas di MAN Blora, (7) Moderasi Beragama, (8) Boarding School MAN Blora, (9) PHBS dan pencegahan Covid-19, dan terakhir materi (10) Room Tour. Tujuan dari kegiatan MATSAMA ini adalah agar siswa baru dapat mengenal lebih dalam segala hal yang berkaitan dengan MAN Blora.Kepala MAN Blora Bapak H. Sujito, S.Pd, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa sekalipun MATSAMA dilaksanakan secara dari tapi tidak lantas mengurangi esensi dari kegiatan ini. “Keadaan memaksa kita tidak dapat bersua secara langsung, namun demikian semoga perjumpaan kita secara virtual melalui kegiatan MATSAMA daring ini, dapat menjadikan anak-anak lebih mengenal MAN Blora. Saya ucapkan selamat datang, selamat bergabung di MAN Blora, tempat baru yang kini telah resmi menjadi madrasah kalian, madrasah kita bersama, rumah kita, dan salah satu penentu masa depan kita. Tetap semangat jangan lupa cuci tangan menggunakan sabun, gunakan masker dan jaga jarak. semoga pandemi ini segera berlalu dan kita dapat belajar seperti sedia kala”