Blora (26/3/2022)- Madrasah Aliyah Negeri Blora gelar Ujian Madrasah secara digital mulai dari Senin (21/3) menggunakan Aplikasi CBT Candy.
Pelaksanaan ujian tersebut diikuti oleh seluruh siswa kelas XII yang terbagi kedalam tiga jurusan. Yaitu MIPA, IPS dan Agama.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala MAN Blora, Ibu Yuni Dewi S. Pd., M. Si, saat diwawancarai di MAN Blora Jalan Gatotsubroto Km. 4 Blora, Jumat, (25/3/2022).
Ibu Yuni Dewi menerangkan, berdasarkan rapat pada 14 Februari 2022, panitia ujian pada MAN Blora telah membahas persiapan pelaksanaan ujian madrasah berbasis Digital itu untuk digelar pada 21 maret 2022 .
“Dalam pembahasan juga ditentukan jadwal pelaksanaan ujian parktek yang mana dilakukan pada minggu pertama bulan Maret. Alahamdulillah, kemarin sudah selesai,” ujar Ibu Yuni Dewi .
Ia mengaku, ujian madrasah ini akan diikuti oleh siswa-siswi kelas XII. Sesuai dengan pos ujian, lanjut dia, proses ujian dimaksud diserahkan kepada masing-masing madrasah.
Untuk itu pihak MAN Blora mengambil langkah satu bulan sebelum pengumuman kelulusan, para peserta ujian sudah harus selesi mengikuti ujian madrasah berbasis Digital.
“Pertimbangannya pada pos itu memang tidak ada jadwal. Yang ada hanya pengumuman kelulusan diperkirakan pada bulan April-Mei 2022 mendatang,” jelasnya.
Adapun berkaitan dengan persiapan, Ibu Yuni Dewi , sebelumnya pada 28 Februari 2022 juga telah dilakukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran atau MGMP.
[MGMP] juga telah selesai membahas kisi-kisi terkait penyusunan lembaran soal yang akan diujikan terhadap para siswa-siswi [peserta ujian].
Ibu Yuni Dewi juga mengaku terkait persiapan khusus pencetakan lembara soal ujian dimaksud, sudah dilakukan oleh Panitia mencapai 98 persen.
“Pengunggahan naskah soal ujian ini dilakukan oleh Panitia di MAN Blora. Persiapan lainnya saya kira hanya teknis saja, yakni terkait persiapan ruangan,” imbuh dia.
Adapun mengenai indicator penilaian kelulusan peserta ujian pada MAN Blora tahun ini, menurut Ibu Yuni Dewi , hal itu dilakukan berdasarkan petunjuk teknis dari pemerintah.
Untuk penilaian dan penentuan kelulusan, menurut dia, hal tersebut dilakukan melalui penilaian secara keseluruhan. Mulai dari mereka berproses atau menempuh studi di bangku kelas 10 hingga kelas 12, semuanya dijadikan penilaian.
“Selain itu mereka juga harus ikut ujian madrasah berbasis Digital. Kemudian sikap [moral/akhlaq] para siswa-siswi ini juga masuk penilaian. Semua persyaratan itu masuk penilaian untuk penentuan kelulusan peserta ujian pada MAN Blora,” ulasnya.
Menyinggung mengenai soal pergantian Ujian nasional berbasis Komputer [UNBK] dengan ujian madrasah/sekolah berbasis Digital, Ibu Yuni Dewi mengaku, justru ujian madrasah/sekolah sangat efektif.
Menurut dia, perbedaan cukup jauh. Sebab, penilaian UNBK hanya dilakukan dengan cara menilai hasil oles lembaran jawaban peserta ujian. Ibu Yuni Dewi menganggap, metode UNBK itu tidak relevan. Alasannya, UNBK hanya berlangsung tiga hari, tapi dijadikan sebagai bahan penentuan kelulusan.
Sedangkan para peserta ujian sudah berproses selama tiga tahun dari tingkat bawah hingga tingkat terakhir, semua prosesnya tidak masuk penilaian.
“Alhamdulillah tahun ini dengan kebijakan pemerintah kita dapat melaksanakan ujian madrasah berbasis Digital,” tuturnya.
Penilaian hingga penentuan kelulusan ujian berbasis tertulis ini dilakukan sesuai persyaratan nasional. Mulai dari tingkat 10 hingga 12, seluruh proses peserta ujian dinilai, termasuk sikap mereka minimal baik.
Adapun kalau dari beberapa persyaratan itu ada salah satu yang belum dipenuhi oleh peserta ujian, maka hal itu akan dikembalikan ke pihak sekolah untuk memberikan pertimbangan.
“Kalau memang ada seperti itu akan dibahas pihak sekolah. Misalnya, kalau dia tidak sempat ikut ujian madrasah digital, maka siswa atau siswi bersangkutan harus ikut ujian susulan,” jelasnya.
Ibu Yuni Dewi berharap, siswa-siswi peserta ujian tersebut dapat mengikuti proses ini hingga memperoleh hasil yang baik.
“Kita doakan semoga mereka siap ikut ujian madarsah hingga berakhir dengan hasil yang baik juga. Lebih penting lagi mereka punya pengalaman dan keterampilan untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi,” harap Wakil Kepala MAN Blora ini.
Di tempat yang sama, Jihan dan Sabrina, dua dari peserta ujian MAN Blora saat diwawancarai tim berita mengaku, bersama rekan-rekannya telah siap mengikuti ujian madrasah berbasis digital tu.
Mereka tampak optimis menempuh ujian akhir itu karena telah berproses selama tiga tahun di MAN Blora. sehingga pada ujian madrasah bebrasis digital mereka dapat menempuhnya secara maksimal.
Jihan dan Sabrina berharap, soal ujian yang disusun panitia, tidak keluar dari mata pelajaran yang sudah mereka terima sejak berada di tingkat/kelas 10 hingga tingkat 12.
“Insha Allah kami dan teman-teman peserta ujian di MAN Blora siap untuk menempuh ujian madrasah berbasis digital. Semoga hasilnya nanti juga baik,” tutur Jihan dan Sabrina. (SKR)